Jumat, 05 Agustus 2011

makalah chatting


KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis kami yang berjudul “ DAMPAK CHATTING BAGI PELAJAR “ sebagai tugas TIK. Kami menyadari bahwa keberhasilan kami tidak lepas dari bantuan berbagi pihak yang telah memberikan dukungan dan semangat.Kami menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa kami nantikan, agar karya berikutnya lebih baik. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

 INTISARIØ
Pertumbuhan teknologi internet memberikan kesempatan untuk diaplikasikan dalam berbagai bidang termasuk pendidikan tinggi, dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam makalah ini, kami membahas tentang faktor-faktor penting yang harus dipertimbangkan ketika kita membangun sistem pendukung distance learning menggunakan teknologi internet atau web, dan juga perlu kita pertimbangkan tentang Open Source yang diimplementasikan untuk membuat sistem dengan biaya rendah tanpa menurunkan performansinya dan keandalannya.


 BAB I: PENDAHULUAN
Ø

Sejalan dengan kemajuan teknologi jaringan dan perkembangan internet, memungkinkan penerapan teknologi ini di berbagai bidang termasuk di bidang pendidikan atau latihan.
Di masa datang penerapan teknologi internet di bidang pendidikan dan latihan akan sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan dan memeratakan mutu pendidikan, terutama di Indonesia yang wilayahnya tersebar di berbagai daerah yang sangat berjauhan. Sehingga diperlukan solusi yang tepat dan cepat dalam mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan mutu pendidikan sekarang. Dengan adanya aplikasi pendidikan jarak jauh yang berbasiskan internet, maka ketergantungan akan jarak dan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pendidikan dan latihan akan dapat diatasi, karena semua yang diperlukan akan dapat disediakan secara online sehingga dapat diakses kapan saja.
Pada paper ini dibahas hal-hal yang diperlukan dalam penerapan teknologi internet untuk bidang pendidikan.



 BAB II : LATAR BELAKANG
Ø

Makin meratanya pengguna internet disatu sisi memang sangat menggembirakan, namun pergeseran orientasi penggunaan internet sudah sangat memprihatinkan. Dalam pengamatanku, bahwa Para pelajar SLTP, SLTA dan SD sebagian besar (>75%) menggunakan internet “hanya” untuk bermain GAME dan CHATTING. Dan rata-rata mereka rela menghabiskan waktu 3-5 jam/ hari dengan mengeluarkan uang Rp.7000 – Rp.30.000/hari untuk bermain internet. Dan “aneh” nya kegiatan tersebut didukung oleh para orang tua. Aku yakin bahwa pergeseran orientasi penggunaan internet tersebut belum ditangkap oleh para orang tua, sehingga setiap anaknya meminta uang berapapun untuk bermain internet selalu diberikan. Padahal yang terjadi adalah tidak ada unsur pendidikan apapun yang bisa didapatkan dari bermain GAME & CHATTING. Memang tidak semua pelajar “hanya” menggunakan internet untuk bermain GAME dan CHATTING. Diantara mereka juga menggunakan internet untuk sarana mencari pengetahuan, namun yang melakukan hal itu jumlahnya tidaklah banyak. GAME & CHATTING bisa membawa effect “kecanduan”. Dan apabila sudah kecanduan tentu effect sampingnya akan membuat anak menjadi malas belajar, malas mengaji dan setiap ada kesempatan selalu berusaha untuk bermain GAME & CHATTING. Dampak negatif bermain GAME hampir sama dengan dampak permainan Play Station dimana seseorang yang sudah kecanduan akan betah seharian bermain dan bahkan lupa makan, lupa minum dan lupa kalau hari esok masih ada. Sedangkan effect bermain CHATTING mungkin bisa digambarkan dengan permainan INTERKOM yang marak sekitar 20 tahun yang lalu. Dimana hampir semua orang “lupa daratan” dan setiap hari kerjanya hanya bermain intercom (jika sudah memegang mic maka orang cenderung akan malas berangkat sekolah, malas berangkat kerja, malas membatu orang tua, malas untuk mengaji malas makan, malas minum dan sebagainya). Begitu juga dengan CHATTING.. para pelajar yang melakukan kegiatan ini menganggap waktu 5 jam sama dengan 10 menit. Dan mereka cenderung memanfaatkan CHATTING untuk sekedar ngobrol kesana-kemari
dengan teman kencannya di internet dan bahkan tidak menutup kemungkinan juga
mengarah kepada pembicaraan yang “jorok-jorok”. Effect permainan GAME & CHATTING ini justru lebih berbahaya dari kekhawatiran kita sekitar 5 tahun lalu tentang maraknya situs-situs porno. Karena berdasarkan pengamatan, ternyata situs porno hanya berefek pada euforia dan dalam waktu singkat mereka sudah akan bosan. Namun effect GAME & CHATTING adalah “Effect Candu” yang bisa membuat penggunanya menjadi ketagihan dan ini yang sangat berbahaya bagi dunia pendidikan kita. Beberapa kejadian di Indonesia menunjukan ada kasus perkosaan oleh teman CHATTING, penipuan oleh teman CHATTING. Karena tidak menutup kemungkinan bahwa “teman baru” yang didapat di dunia maya itu pada akhirnnya dilanjutkan dengan “jumpa darat” dan bahkan ada juga yang langsung menjadi teman kencan. Aku juga prihatin bahwa para pelajar SLTP itu tanpa disadari menjadi korban dari para penjahat yang memanfaatkan sarana CHATTING untuk mencari mangsa. Hal tersebut bisa saja terjadi karena seorang yang terbiasa CHATTING bisa dengan mudah mengelabui lawan CHATTING nya. Misalnya seorang “PLAY BOY” berusia 35 tahun, bisa saja dengan mengaku berusia 17 tahun untuk menarik perhatian seorang pelajar SLTP yang berusia 15 tahun. Cukup dengan menguasai bahasa “gaul di internet” seorang Om-Om berusia 45 tahun bisa saja mengaku berusia 17 tahun. Bagi mereka yang penting bisa “akrab” dan bisa menyenangkan lawan CHATTING nya sambil mencari peluang dan mengatur strategi untuk bisa menjalankan aksi jahatnya.


Dengan pemikiran yang dipaparkan diatas, kamipun menjadikannya sebagai kontribusi pemecahan masalah guna mengatasi kecanduan chatting bagi pelajar. Dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul “DAMPAK CHATTING BAGI PELAJAR”, dibahas tentang pengaruh chatting bagi pelajar.


 BAB II : Rumusan Masalah
Ø

Penyusunan karya ilmiah ini didasarkan pada dua permasalahan yang akan diteliti dan dibahas pada pokok bahasan selanjutnya.
(1) Apa saja dampak bagi pelajar, jika mereka selalu mengisi waktunya dengan chatting?
(2) Bagaimana cara mencegah, jika pelajar kecanduan dari dampak berchatting?

 BAB IV : PEMBAHASAN
Ø


Komunikasi dan penyampaian informasi saat ini sangat terbantu dengan keberadaan Internet. Browsing, email, mailing list hingga chatting menjadi hobi tersendiri bagi para pengguna internet. Terlebih setelah banyak beroperasi warung internet (warnet) yang menjamur di banyak tempat di kota-kota besar. Jika kita perhatikan sebagian besar pengunjung warnet itu adalah anak muda, yaitu pelajar usia SMA dan mahasiswa.

Ada hal lucu yang bisa kita lihat saat mendatangi sebuah warnet. Masing-masing pengunjung asyik sendiri dengan monitor di hadapannya. Berbagai macam mimik wajah mengekspresikan perasaannya. Antusias mengetik di atas keyboard, tak sabar menunggu respon lawan chatting atau tangan yang lincah memainkan mouse saat meng-”klik” berbagai situs yang sarat gambar dan informasi. Bahkan pada beberapa warnet yang menyediakan fasilitas head phone, pengunjung bisa melakukan voice chat. Pendeknya, internet bukan lagi milik mereka yang berkantong tebal saja. Kini dengan mengeluarkan biaya 3000 hingga 7000 rupiah perjam, siapa saja bisa mengakses internet di warnet.

Program yang paling banyak digemari adalah chatting, yaitu sebuah program online yang memungkinkan kita bisa bercakap-cakap dengan banyak orang di berbagai negara melalui tulisan di monitor. Ada beberapa program chatting yang banyak diakses, yaitu Internet Relay Chat (IRC), ICQ (bahasa ”gaul” internet untuk ”I seek you”), dan Yahoo Messenger. Sementara beberapa situs lokal seperti Astaga dotcom, Detik dotcom atau Boleh dotcom juga membuka program chatting bagi anggota situsny
Chatting adalah media komunikasi lewat, teks, suara bahkan gambar melalui media internet, hanya saja dipisahkan oleh tempat. Melalui Yahoo Messenger, Mirc, dan lain-lain

Siapa yang tak kenal chatting terutama dikalangan remaja, begitu digandrungi selain situs jejaring sosial semacam friendster, facebook dan situs jejaring sosial lainnya, fenomena ini begitu memberi dampak bagi remaja baik secara langsung atau tidak, bagi kalangan orang tua media – media seperti ini kurang begitu familiar akan media internet yang menyediakan menu atau konten. Internet menurut saya sungguh dasyat sekali pengaruhnya bagi para remaja, maka dari itu kita sebagai orang tua harus bisa memberikan arahan dan ketentuan dalam pemakaian internet bagi putra – putrid kita. baik dirumah atau diluar rumah. Kecenderungan anak usia remaja yang ingin tahu akan hal – hal yang belum dijumpai dalam kehidupan sehari – hari. Misalnya pornografi dan sejenis nya.

Dibawah ini saya akan memberikan dampak dari media chatting adalah sebagai berikut :
Awal kali para chatter ini menganggap chatt adalah hal iseng, tapi lama – ke lamaan akan memberikan rasa candu, yang ujung-ujung lupa waktu akan tugas nya sehari-hari.
Memberikan kepuasan dikala anak merasa bosan dengan rutinitas dirumah, karena bisa bertegur sapa dan bercanda dengan teman baru nya di dunia maya.
memberikan pengaruh pada kepribadian anak, karena cenderung mengikuti pola atau karakter lawan chatting nya.
Membayakan dirinya sendiri, mayoritas pechatter, akan merasa penasaran dengan lawan chatting nya yang berujung pada tukar no hp atau rumah dan kopi darat atau bertemu di dunia nyata. Hal inilah yang kebanyakan dimanfaatkan oleh orang hidung belang / pelaku pedofilia untuk mencari korbannya. Maka kita sebagai orang tua harus bisa mengawasi anak kita dari bahaya ini.
media ini rentan dan membahayakan karena sekarang ini media chatting sudah sangat canggih, dengan adanya chatting lewat Handphone yang ditawarkan oleh operator seluler baru. Baru ini, penulis pernah menjumpai banyak dikalangan pelajar, yang dikala pelajaran tidak focus dengan pelajarannya malah berasyik-masyuk chatting lewat hp.

-Penipuan

Telah banyak kasus penipuan melalui program yang banyak diminati anak muda ini. Bahkan beberapa di antaranya bersifat kriminal. Kasus terbaru terjadi di Long Island, New York, Amerika serikat. Seorang remaja putri 15 tahun menjadi korban penculikan, perkosaan dan penganiayaan seksual oleh dua orang yang dikenalnya lewat chatting. Disekap selama seminggu penuh, gadis belia itu mengalami siksaan seksual dan sodomi oleh James Warren (41) dan Beth Loschin (46).

Berawal dari perkenalan di sebuah chat room, korban sering melakukan percakapan dengan pelaku hingga menjadi akrab. Sampai suatu ketika korban mengatakan bahwa ia ingin melarikan diri dari rumah. Dengan dalih ingin membantu, James dan Beth mengajaknya bertemu. Ternyata bukan bantuan yang didapat, justru penyekapan, siksaan dan perkosaan. Kasus di atas membuktikan bahwa kita memang harus ekstra hati-hati bergaul di dunia maya. Sesungguhnya di sekitar kita banyak juga korban dari interaksi di chat room hanya saja banyak orang merasa malu untuk melaporkannya ke polisi.

Seorang mahasiswi, sebut saja Rini, berkenalan dengan pria yang mengaku eksekutif muda sebuah perusahaan ternama di Jakarta. Perbincangan online mereka terus berkembang hingga ke tahap saling bertelepon. Tak lama keduanya sepakat untuk bertemu di sebuah mall. Pria itu, sebut saja Tono, telah meraih simpati Rini sepenuhnya hingga gadis itu percaya saja saat Tono mengajaknya masuk ke mobil dengan alasan mengantarnya pulang. Ternyata sepanjang perjalanan Rini menjadi korban pelecehan seksual. Memang tidak sampai terjadi perkosaan namun secara moral Rini merasa sangat terluka. Ia tak bisa berbuat banyak. Setelah melalui pertengkaran hebat, pemuda berpakaian paelente itu menurunkannya di tengah jalan.

Ada lagi kasus lain yang lebih mirip dengan penipuan. Setelah ‘berteman’ dengan seorang perempuan di chat room, Didi (bukan nama sebenarnya) dengan bersemangat mengajaknya bertemu langsung. Sari, demikian kita sebut nama gadis itu, memang menarik dan mampu membuat Didi kepincut. Dan apa yang terjadi, telepon genggam yang baru saja dibeli Didi seminggu lalu raib dibawa kabur ‘sahabat’ online-nya itu tanpa bekas.

”Ia meminjam telepon genggam saya dengan alasan telepon miliknya sedang habis baterai. Tentu saja saya percaya. Lalu ia membawa telepon saya keluar ruangan, tidak bagus sinyalnya, begitu kata dia. Ternyata dia tak pernah kembali dan setiap kali saya hubungi ke telepon genggam, selalu tak aktif,” demikian penyesalan Didi setelah menyadari dirinya hanyalah korban penipuan.

Masih banyak lagi kasus kriminal lain di sekitar kita, yang berawal dari perbincangan online di chat room. Bukan tidak mungkin terjadi kasus yang lebih parah, hanya korban tidak berani melaporkan ke pihak berwajib karena rasa malu. Selain itu, kita akan ditertawakan jika melaporkan kasus pelecehan seksual oleh ‘teman chatting’ kita ke polisi. Namun sudah saatnya kejahatan yang berawal dari dunia maya bisa ditindaklanjuti. Patut diingat bahwa siapa saja kini bisa mengakses internet. Termasuk para psikopat, pelaku penipuan, bahkan penjahat kriminal yang mungkin saja menjadi ‘sahabat’ kita di internet selama ini.

Menakutkan bukan? Maka jangan percaya 100 persen pada siapa saja yang kita jumpai di internet, bahkan orang yang sudah berbulan-bulan dengan setia mengirim puisi lewat email. Siapa yang tahu kalau dia adalah psikopat yang sedang mengincar mangsanya?
(SH/merry magdalena)




Bagaimana kita mencegah jika terjadi hal – hal yang tidak diinginkan? Dibawah ini akan diuraikan bagaimana cara mencegah dari dampak chatting tersebut.
Pencegahan dampak chatting adalah sebagai berikut :
Berikan pengertian pada anak kita akan mengenai penggunaan dan berapa lama pemakaian internet.
Usahakan untuk mencari lawan chatting yang seusia nya,
sekarang ini beberapa handphone sudah bisa digunakan untuk chatting, sebagai orang tua kita harus menyita handphone dikala waktu tidur, karena kebanyakan anak kita mencuri – curi waktu untuk chatting tanpa sepengetahuan kita dikala jam tidur. dengan demikian esok pagi anak kita dapat berangkat dan mengikuti pelajaran di sekolah dengan Fresh.
awasi dan ikutilah bilamana anak anda mau ke warnet, berikan pengertian agar apa yang dicari sesuai tujuan, kebanyakan anak sekolah bila di warnet sedirian atau bersama teman – teman nya membuka situs porno atau hentai (kartun porno).

Berangkat dari itu semua penulis menyampaikan harapannya semoga kita sebagai orang tua bisa memberi rasa aman dari pengaruh chatting dan penyalahgunaan nya. Tidak semua pengaruh chatting memberikan dampak yang buruk bagi kita dan anak – anak kita bilaman kita bisa memanfaatkan teknologi itu sebaik-baiknya dan bisa membawa diri dalam pemanfaatan media itu, baik untuk bekerja atau mencari relasi atau teman bisnis baru,




 BAB V PENUTUP
Ø & KESIMPULAN
 Kesimpulan :
ü
Dari beberapa hasil penelitian yang kami lakukan, kami menyimpulkan :
1. Bahwa untuk kegiatan chatting, kita jangan terlalu percaya dengan orang lain, selain itu jangan sekali – kali kita mencantumkan identitas asli kita.
2. Untuk mengisi waktu luang, bisa kita isi dengan belajar kelompok atau diskusi dari pada kita pergi ke wanet hanya untuk chatting.

 Saran :
ü
1. Hendaknya para remaja tidak selalu sering chattingan lewat internet maupun Hp
Karena dapat terjadi hal – hal yang tidak diinginkan.
2.Perlunya kewaspadaan orang tua terhadap anaknya agar tidak melakukan kegiatan yang tidak bernilai.
3.Para remaja hendaknya sadar, sebaiknya internet dapat dijadikan media mencari ilmu untuk meningkatkan belajarnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More